Emisi Scope 1, 2 dan 3: Definisi dan Contoh
Sains

Pentingnya mengutamakan kesinambungan lingkungan yang bersih sangat penting melalui proyek karbon, dimana semua perusahaan terkemuka berkelas dunia harus menyelaraskan isu-isu ESG (Environmental, Social, and Governance). Setiap permasalahan yang muncul dalam hal lingkungan, sosial dan pemerintahan harus sesuai dengan visi dan misi mereka. Hal ini mereka tunjukkan dalam laporan offset karbon sebagai persyaratan.
Laporan tersebut memiliki makna penting, terlebih bagi perusahaan yang membutuhkan investor. Laporan terkait dengan proyek karbon adalah laporan terbaik bagi investor. Dengan demikian, investor yakin dengan perusahaan dimana mereka menempatkan dana mereka.
Definisi Scope 1, 2 dan 3 Secara Gamblang
Para pemilik perusahaan perlu memahami definisi Scope 1, 2 dan 3. Gagasan ini berawal dari Paris Agreement yang mengedepankan perubahan iklim. Perjanjian ini ditandatangani 189 negara dimana mereka semua telah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mereka.
Kebijakan ini merupakan upaya global dalam mengatasi peningkatan drastic pemanasan global dari tahun ke tahun. Bahkan, peningkatan yang signifikan diperkirakan akan terjadi pada 2040. Karena itulah, semua negara tersebut telah berkomitmen dalam upaya pengurangan sumber energi beremisi tinggi menuju energi terbarukan.
Semua perusahaan wajib melakukan proyek karbon untuk memenuhi Protokol GRK. Protokol tersebut mengklasifikasikan GRK menjadi tiga jenis yaitu scope 1, scope 2 dan scope 3. Perlu diketahui bahwa setiap perusahaan wajib melaporkan scope kedua tanpa terkecuali. Sedangkan scope 3 bersifat lebih fleksibel dan agak sulit dipantau.
Cari Tahu Lebih Lanjut Tentang Emisi Scope 1, 2, dan 3
1. Emisi Scope 1
Emisi scope 1 tergolong sebagai emisi yang muncul langsung dari perusahaan sekaligus entitas yang berada di bawah perusahaan tersebut. Emisi scope 1 memiliki empat kategori yaitu:
- Stationery Combustion atau pembakaran stasioner yang mencakup semua sumber bahan bakar dan pemanas yang menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
- Mobile Combustion atau pembakaran kendaraan yang meliputi proyek karbon yang berasal dari semua jenis kendaraan yang merupakan milik perusahaan.
- Fugitive Emissions atau emisi bocor yang mencakup kebocoran emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sumber tertentu seperti AC atau lemari pendingin.
- Process Emission atau emisi proses yang mencakup emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari proses manufaktur dan industri apapun.
2. Emisi Scope 2
Emisi scope 2 merupakan emisi dari pembangkit energi yang dibeli penyedia utilitas secara tidak langsung. Satu-satunya sumber emisi scope 2 untuk mayoritas perusahaan adalah konsumsi energi listrik. Setiap perusahaan yang berupaya mengurangi emisi ini lebih memilih untuk membeli energi mereka dari penyedia proyek karbon yang memastikan opsi energi bersih seperti penggantian offset karbon.
3. Emisi Scope 3
Emisi scope 3 merupakan emisi murni secara tidak langsung yang ada pada nilai perusahaan pelapor seperti emisi hulu dan hilir. Singkatnya, emisi tersebut terkait dengan operasi perusahaan. Tujuan setiap perusahaan untuk mengurangi emisi Scope 3 adalah untuk mengurangi aktivitas operasional seperti menganjurkan karyawan untuk bekerja dari rumah, pembatasan perjalanan, dan sejenisnya.
Saat ini, jauh lebih mudah memenuhi permintaan perusahaan untuk membeli utilitas yang memenuhi standar startup iklim. Mereka dapat mempekerjakan pengembang proyek karbon untuk menciptakan lingkungan hijau bagi perusahaan mereka. Investasi ini adalah yang paling efektif untuk semakin menarik investor ESG.