Mengenal Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)
Sains

Pada tahun 2022, Uni Eropa membuat kesepakatan tentang Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) pertama di dunia. CBAM adalah pungutan yang dikenakan pada barang-barang padat karbon impor dan jumlahnya mencerminkan harga pasar karbon Uni Eropa. Produsen diharuskan membeli sertifikat CBAM agar dapat memperdagangkan produk mereka di UE. Sebagai wilayah dengan kemauan politik yang kuat terhadap aksi iklim, tindakan ini diambil untuk mencegah "kebocoran karbon" yang terjadi ketika: 1) Produsen memindahkan produksi mereka ke negara-negara non-UE dengan kebijakan iklim yang lebih lemah, atau 2) Produk-produk padat karbon diimpor.
Untuk fase transisi dari tahun 2023 hingga 2025, CBAM diterapkan pada sektor-sektor yang memiliki risiko kebocoran karbon paling signifikan: semen, besi, baja, aluminium, pupuk, listrik, dan hidrogen. Perusahaan-perusahaan di sektor ini diharuskan untuk melaporkan emisi GRK mereka, tetapi tidak diharuskan untuk membeli sertifikat CBAM. Kemudian, pada tahun 2026, CBAM akan mengharuskan pembelian sertifikat dan akan diimplementasikan di sektor-sektor lain yang juga mencakup produk jadi dan setengah jadi. Emisi yang diperhitungkan dalam implementasi penuh dapat mencakup emisi tidak langsung, seperti emisi dari produksi energi yang digunakan oleh fasilitas produksi. Implementasi penuh diharapkan dapat mencakup lebih dari 50% emisi dari sektor-sektor yang tercakup dalam Sistem Perdagangan Emisi (ETS) Uni Eropa.
Inisiatif ini akan mendorong mitra dagang UE untuk mendekarbonisasi operasi mereka dan menciptakan lapangan bermain yang lebih adil bagi perusahaan-perusahaan UE untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing. Jika seorang importir dapat membuktikan bahwa harga karbon telah dibayarkan selama produksi barang-barang impor, jumlah yang harus mereka bayar dapat dikurangi. Selain itu, perusahaan-perusahaan di negara-negara dengan kebijakan penetapan harga karbon yang setara dapat dikecualikan dari keharusan membeli sertifikat CBAM.
Negara-negara lain seperti Kanada, Korea Selatan, dan Jepang juga berencana untuk mengadopsi CBAM. Pada akhirnya, implementasi mekanisme ini secara luas akan menguntungkan bisnis dengan kebijakan lingkungan yang lebih kuat untuk menang melawan pesaing dengan emisi tinggi.
Perusahaan-perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor ke UE akan terpengaruh, terutama karena listrik kita masih banyak dipasok oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Untuk berkembang di pasar, industri padat karbon harus mengambil tindakan pengurangan emisi, seperti memulai proyek offset karbon. Kunjungi situs Fairatmos untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat membuat proyek karbon berbasis alam.