Dribbling Towards Sustainability: FIBA World Cup 2023 Gandeng Fairatmos dalam Upaya Mengurangi Emisi Karbon
Berita

Sebagai tuan rumah FIBA Basketball World Cup 2023, Indonesia Local Organizing Committee (LOC) berkolaborasi dengan mitra berkelanjutan, Fairatmos, Waste For Change, dan Electric Mobility Collaboration Center (EMC²) telah melangkah maju dalam upaya menghadirkan ajang olahraga internasional yang tidak hanya memukau dari segi prestasi, tetapi juga peduli terhadap lingkungan.
Dalam konteks global yang semakin membutuhkan perhatian terhadap isu perubahan iklim, mereka berkolaborasi untuk mengimplementasikan berbagai langkah konkret dalam mengurangi emisi karbon selama acara berlangsung. Tiga upaya utama yang dilakukan sejak dimulainya event ini yaitu 25 Agustus 2023 hingga 3 September 2023 juga menjadi fokus dalam agenda keberlanjutan ini.
Beberapa upaya pengurangan emisi karbon tersebut diantaranya penanaman mangrove, pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dan penggunaan transportasi berbasis kendaraan listrik. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap secara rinci ketiga langkah ambisius ini yang bertujuan untuk mewujudkan Piala Dunia FIBA 2023 yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Yuk simak penjelasannya berikut ini!
3 Upaya Pengurangan Emisi Karbon Oleh Local Organizing Committee (LOC) Bersama Fairatmos, Waste for Change dan EMC²
Berikut adalah beberapa upaya untuk mereduksi emisi karbon selama FIBA Basketball World Cup 2023 di Jakarta diselenggarakan:
1. Penanaman Mangrove untuk Kompensasi Karbon
Penanaman mangrove menjadi salah satu komponen utama program keberlanjutan selama acara FIBA Basketball World Cup 2023 berlangsung. Hal ini merupakan salah satu tindakan konkret untuk mengkompensasi emisi karbon yang dihasilkan oleh tim peserta selama perjalanan menuju acara tersebut serta menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kegiatan penanaman mangrove ini dimulai dengan penanaman simbolis yang dilakukan di Pusat Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta. Setiap pohon mangrove yang ditanam memiliki kemampuan menyerap sejumlah besar karbon dioksida (CO2) dari udara. Satu pohon mangrove mampu menyerap sekitar 43,28 kg hingga 86,67 kg CO2 selama hidupnya yang berkisar antara 30 hingga 40 tahun.
2. Pengelolaan Sampah Berkelanjutan untuk Lingkungan yang Bersih
Pengelolaan sampah yang efektif juga menjadi salah satu fokus dalam FIBA Basketball World Cup 2023 selama acara ini berlangsung guna menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Selama acara di Indonesia Arena, pendekatan ini melibatkan pemilahan dan pengolahan sampah yang dihasilkan setiap harinya.
LOC Indonesia bekerja sama dengan Waste for Change memastikan bahwa sampah tidak hanya dibuang begitu saja, tetapi juga diolah menjadi bahan yang bernilai, mengurangi dampak negatif limbah plastik dan limbah lainnya terhadap lingkungan. Pengelolaan sampah yang efektif adalah langkah penting karena limbah yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati, dan mencemari lingkungan serta sumber daya air.
3. Transportasi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Transportasi ramah lingkungan adalah komponen penting dalam upaya keberlanjutan yang diadopsi oleh Indonesia dalam FIBA Basketball World Cup 2023. Kolaborasi dengan Electric Mobility Collaboration Center (EMC²) dan dukungan dari berbagai lembaga transportasi lokal membuktikan langkah maju Indonesia dalam menciptakan masa depan transportasi yang lebih berkelanjutan dan bersih.
Selain itu, didukung dengan 6 bus listrik dari Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, TransJakarta, dan Mayasari Bakti memberikan landasan kuat bagi penggunaan kendaraan ramah lingkungan dalam event olahraga internasional ini. Upaya ini juga memberikan inspirasi untuk menjalankan transportasi yang lebih hijau dan mendukung agenda global untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi.
Jadi, penanaman mangrove sebagai simbol keberlanjutan memberikan kontribusi langsung dalam kompensasi emisi karbon, serta pengelolaan sampah yang berkelanjutan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Sementara itu, adopsi transportasi ramah lingkungan dengan kendaraan listrik dan kolaborasi dengan EMC² membawa harapan untuk masa depan transportasi yang lebih bersih.
Oleh karena itu, FIBA Basketball World Cup 2023 di Jakarta bukan hanya tentang perebutan gelar olahraga, tetapi juga tentang mewujudkan visi global akan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui inisiatif ini, Indonesia menunjukkan bahwa perhatian terhadap lingkungan dapat menjadi bagian integral dari acara olahraga besar, dan memberikan inspirasi untuk upaya serupa di masa mendatang.Melalui kemitraan yang kokoh antara Indonesia Local Organizing Committee (LOC), Fairatmos, Waste For Change, dan Electric Mobility Collaboration Center (EMC²), langkah-langkah konkret telah diambil untuk mengurangi emisi karbon dan merawat lingkungan. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, FIBA World Cup 2023 di Jakarta telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana ajang olahraga internasional dapat menjadi wahana untuk mempromosikan keberlanjutan.